SEMARANG - Kualitas beras untuk rakyat miskin (raskin) yang dikeluarkan Bulog sering dikeluhkan oleh masyarakat. Seperti berbau apek, butir kekuningan serta banyak yang pecah. Hal ini seringkali menimbulkan protes, bahkan ada masyarakat yang akhirnya tidak jadi membeli raskin karena kualitasnya yang jelek.
Kurang baiknya kualitas raskin ini juga diakui oleh Kepala Perum Bulog Divre Jateng Harry Syahdan dalam rapat kerja dengan komisi B DPRD Jateng Selasa (25/3). Ia mengatakan bahwa kualitas beras yang tidak optimal tersebut dipengaruhi sejak tahap pengadaan. Secara fisik, menurutnya, raskin memang tidak kelihatan cantik. Selain itu, selama penyimpanan sekitar 6 bulan, juga dilakukan pemberantasan hama (fumigasi) untuk mencegah datangnya kutu. Meski demikian ia yakin bahwa raskin masih layak konsumsi manusia.
"Meski saat berwujud beras ayam tak mau mematuk, tapi saat sudah menjadi nasi sudah tak enggan lagi dan sangat layak dikonsumsi orang," tutur Harry dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi B Agna Susila.
Selengkapnya ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment