DISCLAIMER :

Beberapa artikel di BLOG ini bisa dilihat di alamat http://dlneo.wordpress.com/. Semua karya / tulisan di blog ini adalah hak cipta / hak milik dari pengarang, artis, dan penerbit yg bersangkutan. Blog ini disediakan hanya untuk keperluan edukasi. Jika Anda suka dengan karya / tulisan ini, belilah buku atau produk aslinya untuk mendukung artis yg bersangkutan. STOP PEMBAJAKAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA.

Tuesday, April 8, 2008

OBROLAN TIDAK PENTING

OBROLAN TIDAK PENTING

Sudah lama diketahui kalau rumah DL jadi markas atau pangkalan buruh pabrik, tukang ojek, seniman jalanan, dan segala jenis manusia yang tidak jelas asal muasalnya. DL sih fine-fine aja karena DL berkeyakinan bahwa setiap tamu yang datang akan mengundang malaikat yang baik hati untuk mengantarkan sedikit rejeki dari Allah SWT.

Dan bisa dipastikan bahwa setiap malam pasti diadakan diskusi atau rapat umum atau musyawarah atau apalah namanya yang membahas semua masalah yang terjadi di negeri Indienesia. Para peserta diskusi itu rata-rata takut dan kawatir kalau gosip yang banyak beredar di jalur maya atau media elektronik atau media cetak akan mempengaruhi hidup mereka secara langsung atau tidak langsung.

Dan tema diskusi malam ini berkisar tentang berita DPR berencana akan menggugat kelompok musik Slank. Kenapa tema ini yang dipilih? Karena kebetulan malam ini yang hadir sebagian besar adalah para seniman jalanan yang bekerja benar-benar di jalanan ibukota menjadi pengamen dan penyair dalam bis kota. Mereka antara lain Marmo Munyuk (MM), Darmo Gandul (DG), Jon Amblek (JA) dan tak ketinggalan si tuan rumah, Din Lalijiwa (DL) dan lain-lain. Pokoknya ramai dan penuh.

Marmo Munyuk (MM) : Om DL sudah baca berita terbaru di milis belum?
Darmo Gandul (DG) : Weleh, raimu kui ... pengamen kok baca-baca milis dan berlagak melek internet. Ra pantes blas ...

MM : Yo ben kang ... ini berarti kita kaum abad informasi. Ben ra ketinggalan jaman ... opo koe durung moco? Mulane sinau aja pacaran wae ...
DG : Pacaran ndas-mu ... Siti Siul wis tak pegat.
MM : Kenapa?
DG : Wong uripku durung jelas ngene kok njaluk rabi wae ...
MM : Yo pasti kang, Siti Siul kan wis mbok tumpaki kok koe ra gelem tanggung jawab. Untung wae ra meteng. Hahaha ...
DG : Wis ... wis ... ra sah mikirke aku. Koe tadi meh tanya pada om DL masalah apa? Cepat biar kita-kita pada ngerti.

Marmo Munyuk (MM) : Ya itu tadi ... koe jangan ngoceh terus. Om DL sudah baca berita terbaru di milis belum?
DL : Tentang apa?

MM : Iya ... DPR kita apa kurang kerjaan ya? Bukannya mikir masalah rakyat, eh, malah mikir masalah seni dan ekspresi jiwa musisi Indienesia. Kenapa ya ...
DL : Weleh ...

MM : Malah yang bikin aku pengin ketawa dan menangis ... seorang wakil rakyat yang terhormat mengatakan kalau - Seluruh bangsa di negara ini, kehormatannya ada di gedung ini. Ini rumah rakyat .- Sumpah Om ... kita sadar kalau mereka wakil rakyat yang terhormat ... tapi apakah kita tidak boleh protes ketika mereka dengan semena-mena dan vulgar mengotori kehormatannya sendiri. Dan lagi, yang namanya rumah rakyat ... Demi Gusti Allah, seumur-umur aku belum pernah mampir ke rumah itu. Penjagaannya bikin rakyat kere amoh seperti aku ini takut dan merinding. Daripada main ke rumah rakyat itu, mendingan aku main aja ke Taman Lawang ben bisa godain banci-banci kesepian. Hahaha ...
Jon Amblek (JA) : Ati-ati bacotmu kang ... nanti ditangkap kamtim dianggap menyebarkan fitnah dan mengganggu ketenangan masyarakat.
Darmo Gandul (DG) : Benar itu. Rakyat kecil tidak boleh ngomong politik dan mengkritik penguasa. Tabu. Saru. Bisa kualat.

DL : Weleh ... terus inti kalimatmu apa?
MM : Intinya ... apakah Indienesia sekarang tidak mengakui lagi pasal kebebasan berpendapat? Mulai kapan? Bunda Ifet mengatakan bahwa Lagu yang dinyanyikan SLANK diciptakan pada tahun 2004. kok baru sekarang diributkan ya? Kemana aja mereka selama ini? Apa mungkin gosip yang berkembang itu benar ya ... bahwa mereka lebih senang jalan-jalan ke luar negeri, bolos sidang dan (kata Iwan Fals) tidur waktu sidang soal rakyat. Jadinya, mereka ketinggalan info. Kalau begitu ya ... kaciiiaaannn deh

DL : Terus ...
MM : Ya, kita ... seniman kere ini jadi bingung kalau pengin nulis lagu atau bikin puisi atau sajak atau nulis cerpen. Kita kan benar-benar kere ... nanti kalau digugat dan maju sidang pengadilan ... kita pasti kalah. Kita kan tidak punya dana untuk bayar pengacara yang jagoan, jadi ya lebih baik kita berkarya yang aman-aman aja. DILARANG MENYINGGUNG KEHORMATAN PENGUASA DAN WAKIL RAKYAT YANG TERHORMAT.
Jon Amblek (JA) : Ahh ... apa benar begitu om DL?

DL : Menurut kalian gimana?
(DL tidak mau berkomentar banyak karena dia pengin menyerap aspirasi dari bawah. Mencoba sedikit NETRAL.)

MM : Menurut aku sih, kalau mereka-mereka yang terhormat itu tersinggung berarti LAYAK DIPERTANYAKAN KEBENARAN SYAIR SLANK ITU. Kalau memang mereka tidak merasa melakukan yang dituliskan SLANK ya mereka bisa saja melaporkan ke pihak berwajib dengan tuduhan MENYEBARKAN BERITA BOHONG, FITNAH dan PASAL PENCEMARAN NAMA BAIK. Dan aku yakin, SLANK pasti tidak bodoh. SLANK akan melawan balik. Wah, bisa ramai nanti ruang sidang pengadilan ya. Apalagi kalau sidang itu bisa TERBUKA UNTUK UMUM. Nanti pers akan memberitakan alasan dan jawaban dari pihak tergugat maupun penggugat. Rakyat bisa menilai siapa yang pintar dan siapa yang bodoh lagi keblinger lagi kurang kerjaan.
JA : Betul itu. Kata pepatah sih, AYAM BERKOTEK TANDA TAK JANTAN. Hahaha ...
Darmo Gandul (DG) : Aku mumet cak ... sebetulnya masih banyak urusan yang lebih penting untuk dipikirkan. Sekarang jumlah rakyat miskin semakin banyak termasuk kita yang hadir disini. Mereka SEHARUSNYA lebih berkarya untuk bangsa dan negara, berpikir bagaimana menyediakan lapangan kerja agar pengangguran tidak mbludak, menyediakan sandang, papan dan pangan yang murah bagi rakyat dan ... ini yang penting ... mereka harus berpikir bagaimana agar bangsa dan negara ini TIDAK DIREMEHKAN OLEH BANGSA TETANGGA. Kedaulatan negara ini sedang diusrek-usrek tetangga kok malah sibuk memikirkan bagaimana agar seniman tidak vokal mengkritisi kebijakan yang tidak bijak.

DL : Sudah ... sudah ... nanti ketahuan hansip dan kamtib dan intel. Bubar ... bubar ... nanti kita digaruk dan dijebloskan ke sel tahanan. Repot aku kalau dituduh memfasilitasi tukang protes. Aku wis ngantuk.

Begitulah, rapat malam itu tidak menghasilkan keputusan penting karena memang apa yang diomongkan juga tidak penting-penting amat sih.

Memang kita harus belajar memilah dan memilih mana yang LAYAK DAN TIDAK LAYAK UNTUK DIPIKIRKAN.

No comments: